SEBELUM KITA MATI
BACA DARI AWAL SAMPAI AKHIR
Kesaksian Warga Bengkalis yang Mati Suri dalam Temu Alumni ESQ 'Menyaksikan Orang disiksa dan Ingin Kembali ke Dunia'. Pengalaman mati suri seperti yang dialami Aslina, telah pula dirasakan banyak orang. Seorang peneliti dan meraih gelar doktor filsafat dari Universitas Virginia Dr Raymond A Moody pernah meneliti fenomena ini. Hasilnya orang mati suri rata-rata memilikim pengalaman yang hampir sama. Masuk lorong waktu dan ingin dikembalikan ke dunia.
Catatan ini dilengkapi pula dengan penjelasan instruktur ESQ Legisan Sugimin yang mengutip Al-Quran yang menjelaskan orang yang mati itu ingin dikembalikan ke dunia, serta penelusuran melalui internet tentang Dr Raymond. Bagi pembaca yang ingin mengetahui perihal Dr Raymond dapat membuka situs www.lifeafterlife. com dan hasil penelitian Raymond tentang mati suri dapat dibaca di buku Life After Life.
Catatan ini dilengkapi pula dengan penjelasan instruktur ESQ Legisan Sugimin yang mengutip Al-Quran yang menjelaskan orang yang mati itu ingin dikembalikan ke dunia, serta penelusuran melalui internet tentang Dr Raymond. Bagi pembaca yang ingin mengetahui perihal Dr Raymond dapat membuka situs www.lifeafterlife. com dan hasil penelitian Raymond tentang mati suri dapat dibaca di buku Life After Life.
Aslina adalah warga Bengkalis yang mati suri 24 Agustus 2006 lalu. Gadis berusia sekitar 25 tahun itu memberikan kesaksian saat nyawanya dicabut dan apa yang disaksikan ruhnya saat mati suri. Sebelum Aslina memberi kesaksian, pamannya Rustam Effendi memberikan penjelasan pembuka. Aslina berasal dari keluarga sederhana, ia telah yatim. Sejak kecil cobaan telah datang pada dirinya. Pada umur tujuh tahun tubuhnya terbakar api sehingga harus menjalani dua kali operasi. Menjelang usia SMA ia termakan racun. Tersebab itu ia menderita selama tiga tahun. Pada umur 20 tahun ia terkena gondok (hipertiroid) . Gondok tersebut menyebabkan beberapa kerusakan pada jantung dan matanya. Karena penyakit gondok itu maka Jumat, 24 Agustus 2006 Aslina menjalani check-up atas gondoknya di Rumah Sakit Mahkota Medical Center (MMC) Melaka Malaysia. Hasil pemeriksaan menyatakan penyakitnya di ambang batas sehingga belum bisa dioperasi.''Kalau dioperasi maka akan terjadi pendarahan,' ' jelas Rustam. Oleh karena itu Aslina hanya diberi obat. Namun kondisinya tetap lemah. Malamnya Aslina gelisah luar biasa, dan terpaksa pamannya membawa Aslina kembali ke Mahkota sekitar pukul 12 malam itu. Ia dimasukkan ke unit gawat darurat (UGD), saat itu detak jantungnya dan napasnya sesak.Lalu ia dibawa ke luar UGD masuk ke ruang perawatan. ''Aslina seperti orang ombak (menjelang sakratulmaut, red). Lalu saya ajarkan kalimat thoyyibah dan syahadat. Setelah itu dalam pandangan saya Aslina menghembuskan nafas terakhir, '' ungkapnya. Usai Rustam memberi pengantar, lalu Aslina memberikan kesaksiaanya.''Mati adalah pasti. Kita ini calon-calon mayat, calon penghuni kubur,'' begitu ia mengawali kesaksiaanya setelah meminta seluruh hadirin yang memenuhi Grand Ball Room Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru tersebut membacakan shalawat untuk Nabi Muhammad SAW. Tak lupa ia juga menasehati jamaah untuk memantapkan iman, amal dan ketakwaan sebelum mati datang. ''Saya telah merasakan mati,'' ujar anak yatim itu. Hadirin terpaku mendengar kesaksian itu. Sungguh, lanjutya, terlalu sakit mati itu.Diceritakan, rasa sakit ketika nyawa dicabut itu seperti sakitnya kulit hewan ditarik dari daging, dikoyak. Bahkan lebih sakit lagi. ''Terasa malaikat mencabut (nyawa, red) dari kaki kanan saya,'' tambahnya. Di saat itu ia sempat diajarkan oleh pamannya kalimat thoyibah. ''Saat di ujung napas, saya berzikir,'' ujarnya. ''Sungguh sakitnya, Pak, Bu,'' ulangnya di hadapan lebih dari 300 alumni ESQ Pekanbaru.Diungkapkan, ketika ruhnya telah tercabut dari jasad, ia menyaksikan di sekelilingnya ada dokter, pamannya dan ia juga melihat jasadnya yang terbujur. Setelah itu datang dua malaikat serba putih mengucapkan Assalaimualaikum kepada ruh Aslina. ''Malaikat itu besar, kalau memanggil, jantung rasanya mau copot, gemetar,'' ujar Aslina mencerita pengalaman matinya. Lalu malaikat itu bertanya: ''siapa Tuhanmu, apa agamamu, dimana kiblatmu dan siapa nama orangtuamu. "
Ruh Aslina menjawab semua pertanyaan itu dengan lancar. Lalu ia dibawa ke alam barzah. ''Tak ada teman kecuali amal,'' tambah Aslina yang Ahad malam itu berpakaian serba hijau.
Seperti pengakuan pamannya, Aslina bukan seorang pendakwah, tapi malam itu ia tampil memberikan kesaksian bagaikan seorang muballighah. Di alam barzah ia melihat seseorang ditemani oleh sosok yang mukanya berkudis,badan berbulu dan mengeluarkan bau busuk. Mungkin sosok itulah adalah amal buruk dari orang tersebut.Aslina melanjutkan. ''Bapak, Ibu, ingatlah mati,'' sekali lagi ia mengajak hadirin untuk bertaubat dan beramal sebelum ajal menjemput. Di alam barzah, ia melanjutkan kesaksiannya, ruh Aslina dipimpin oleh dua orang malaikat. Saat itu ia ingin sekali berjumpa dengan ayahnya. Lalu ia memanggil malaikat itu dengan ''Ayah''. ''Wahai ayah bisakah saya bertemu dengan ayah saya,'' tanyanya. Lalu muncullah satu sosok. Ruh Aslina tak mengenal sosok yang berusia antara 17-20 tahun itu. Sebab ayahnya meninggal saat berusia 65 tahun. Ternyata memang benar, sosok muda itu adalah ayahnya. Ruh Aslina mengucapkan salam ke ayahnya dan berkata: ''Wahai ayah, janji saya telah sampai.''Mendengar itu ayah saya saya menangis. Lalu ayahnya berkata kepada Aslina. ''Pulanglah ke rumah, kasihan adik-adikmu. '' ruh Aslina pun menjawab. ''Saya tak bisa pulang, karena janji telah sampai''. Usai menceritakan dialog itu, Aslina mengingatkan kembali kepada hadirin bahwa alam barzah dan akhirat itu benar-benar ada. ''Alam barzah, akhirat, surga dan neraka itu betul ada. Akhirat adalah kekal,'' ujarnya bak seorang pendakwah.Setelah dialog antara ruh Aslina dan ayahnya. Ayahnya tersebut menunduk. Lalu dua malaikat memimpinnya kembali, ia bertemu dengan perempuan yang beramal shaleh yang mukanya bercahaya dan wangi. Lalu ruh Aslina dibawa kursi yang empuk dan didudukkan di kursi tersebut, disebelahnya terdapat seorang perempuan yang menutup aurat, wajahnya cantik. Ruh Aslina bertanya kepada perempuan itu. ''Siapa kamu?'' lalu perempuan itu menjawab.''Akulah (amal) kamu.''Selanjutnya ia dibawa bersama dua malaikat dan amalnya berjalan menelurusi lorong waktu melihat penderitaan manusia yang disiksa. Di sana ia melihat seorang laki-laki yang memikul besi seberat 500 ton, tangannya dirantai ke bahu, pakaiannya koyak-koyak dan baunya menjijikkan. Ruh Aslina bertanya kepada amalnya. ''Siapa manusia ini?'' Amal Aslina menjawab orang tersebut ketika hidupnya suka membunuh orang.Lalu dilihatnya orang yang yang kulit dan dagingnya lepas. Ruh Aslina bertanya lagi ke amalnya tentang orang tersebut. Amalnya mengatakan bahwa manusia tersebut tidak pernah shalat. Selanjutnya tampak pula oleh ruh Aslina manusia yang dihujamkan besi ke tubuhnya. Ternyata orang itu adalah manusia yang suka berzina.
Ruh Aslina menjawab semua pertanyaan itu dengan lancar. Lalu ia dibawa ke alam barzah. ''Tak ada teman kecuali amal,'' tambah Aslina yang Ahad malam itu berpakaian serba hijau.
Seperti pengakuan pamannya, Aslina bukan seorang pendakwah, tapi malam itu ia tampil memberikan kesaksian bagaikan seorang muballighah. Di alam barzah ia melihat seseorang ditemani oleh sosok yang mukanya berkudis,badan berbulu dan mengeluarkan bau busuk. Mungkin sosok itulah adalah amal buruk dari orang tersebut.Aslina melanjutkan. ''Bapak, Ibu, ingatlah mati,'' sekali lagi ia mengajak hadirin untuk bertaubat dan beramal sebelum ajal menjemput. Di alam barzah, ia melanjutkan kesaksiannya, ruh Aslina dipimpin oleh dua orang malaikat. Saat itu ia ingin sekali berjumpa dengan ayahnya. Lalu ia memanggil malaikat itu dengan ''Ayah''. ''Wahai ayah bisakah saya bertemu dengan ayah saya,'' tanyanya. Lalu muncullah satu sosok. Ruh Aslina tak mengenal sosok yang berusia antara 17-20 tahun itu. Sebab ayahnya meninggal saat berusia 65 tahun. Ternyata memang benar, sosok muda itu adalah ayahnya. Ruh Aslina mengucapkan salam ke ayahnya dan berkata: ''Wahai ayah, janji saya telah sampai.''Mendengar itu ayah saya saya menangis. Lalu ayahnya berkata kepada Aslina. ''Pulanglah ke rumah, kasihan adik-adikmu. '' ruh Aslina pun menjawab. ''Saya tak bisa pulang, karena janji telah sampai''. Usai menceritakan dialog itu, Aslina mengingatkan kembali kepada hadirin bahwa alam barzah dan akhirat itu benar-benar ada. ''Alam barzah, akhirat, surga dan neraka itu betul ada. Akhirat adalah kekal,'' ujarnya bak seorang pendakwah.Setelah dialog antara ruh Aslina dan ayahnya. Ayahnya tersebut menunduk. Lalu dua malaikat memimpinnya kembali, ia bertemu dengan perempuan yang beramal shaleh yang mukanya bercahaya dan wangi. Lalu ruh Aslina dibawa kursi yang empuk dan didudukkan di kursi tersebut, disebelahnya terdapat seorang perempuan yang menutup aurat, wajahnya cantik. Ruh Aslina bertanya kepada perempuan itu. ''Siapa kamu?'' lalu perempuan itu menjawab.''Akulah (amal) kamu.''Selanjutnya ia dibawa bersama dua malaikat dan amalnya berjalan menelurusi lorong waktu melihat penderitaan manusia yang disiksa. Di sana ia melihat seorang laki-laki yang memikul besi seberat 500 ton, tangannya dirantai ke bahu, pakaiannya koyak-koyak dan baunya menjijikkan. Ruh Aslina bertanya kepada amalnya. ''Siapa manusia ini?'' Amal Aslina menjawab orang tersebut ketika hidupnya suka membunuh orang.Lalu dilihatnya orang yang yang kulit dan dagingnya lepas. Ruh Aslina bertanya lagi ke amalnya tentang orang tersebut. Amalnya mengatakan bahwa manusia tersebut tidak pernah shalat. Selanjutnya tampak pula oleh ruh Aslina manusia yang dihujamkan besi ke tubuhnya. Ternyata orang itu adalah manusia yang suka berzina.
Tampak juga orang saling bunuh, manusia itu ketika hidup suka bertengkar dan mengancam orang lain.Dilihatkan juga pada ruh Aslina, orang yang ditusuk dengan 80 tusukan, setiap tusukan terdapat 80 mata pisau yang tembus ke dadanya, lalu berlumuran darah, orang tersebut menjerit dan tidak ada yang menolongnya. Ruh Aslina bertanya pada amalnya. Dan dijawab orang tersebut adalah orang juga suka membunuh. Ada pula orang yang dihempaskan ke tanah lalu dibunuh. Orang tersebut adalah anak yang durhaka dan tidak mau memelihara orang tuanya ketika di dunia.Perjalanan menelusuri lorong waktu terus berlanjut. Sampailah ruh Aslina di malam yang gelap, kelam dan sangat pekat sehingga dua malaikat dan amalnya yang ada disisinya tak tampak.
Tiba-tiba muncul suara orang mengucap : Subnallah, Alhamdulillah dan Allahu Akbar. Tiba-tiba ada yang mengalungkan sesuatu di lehernya. Kalungan itu ternyata tasbih yang memiliki biji 99 butir.Perjalanan berlanjut. Ia nampak tepak tembaga yang sisi-sisinya mengeluarkan cahaya, di belakang tepak itu terdapat gambar kakbah. Di dalam tepak terdapat batangan emas. Ruh Aslina bertanya pada amalnya tentang tepak itu. Amalnya menjawab tepak tersebut adalah husnul khatimah. (Husnul khatimah secara literlek berarti akhir yang baik. Yakni keadaan dimana manusia pada akhir hayatnya dalam keadaan (berbuat) baik,red).Selanjutnya ruh Aslina mendengarkan azan seperti azan di Mekkah. Ia pun mengatakan kepada amalnya. ''Saya mau shalat.'' Lalu dua malaikat yang memimpinnya melepaskan tangan ruh Aslina. ''Saya pun bertayamum, saya shalat seperti orang-orang di dunia shalat,'' ungkap Aslina. Selanjutnya ia kembali dipimpin untuk melihat Masjid Nabawi. Lalu diperlihatkan pula kepada ruh Aslina, makam Nabi Muhammad SAW.
Dimakam tersebut batangan-batangan emas di dalam tepak ''husnul khatimah'' itu mengeluarkan cahaya terang. Berikutnya ia melihat cahaya seperti matahari tapi agak kecil. Cahaya itu pun bicara kepada ruh Aslina. ''Tolong kausampaikan kepada umat, untuk bersujud di hadapan Allah.''Selanjutnya ruh Aslina menyaksikan miliaran manusia dari berbagai abad berkumpul di satu lapangan yang sangat luas. Ruh Aslina hanya berjarak sekitar lima meter dari kumpulan manusia itu. Kumpulan manusia itu berkata. ''Cepatlah kiamat, aku tak tahan lagi di sini Ya Allah.'' Manusia-manusia itu juga memohon. ''Tolong kembalikan aku ke dunia, aku mau beramal.''Begitulah di antara cerita Aslina terhadap apa yang dilihat ruhnya saat ia mati suri. Dalam kesaksiaannya ia senantiasa mengajak hadirin yang datang pada pertemuan alumni ESQ itu untuk bertaubat dan beramal shaleh serta tidak melanggar aturan Allah. Setelah kesaksian Aslina, instruktur Pelatihan ESQ Legisan Sugimin yang telah mendapat lisensi dari Ary Ginanjar (pengarang buku sekaligus penemu metode Pelatihan ESQ) menjelaskan bahwa fenomena mati suri dan apa yang disaksikan oleh orang yang mati suri pernah diteliti ilmuan Barat. Legisan mengemukakan pula, mungkin di antara alumni ESQ yang hadir pada Ahad (24/9) malam itu ada yang tidak percaya atau ragu terhadap kesaksian Aslina. Tapi yang jelas, lanjutnya, rata-rata orang yang mati suri merasakan dan melihat hal yang hampir sama.''Apa yang disampaikan Aslina, mungkin bukti yang ditunjukkan Allah kepada kita semua, '' ujarnya.Legisan menjelaskan penelitian oleh Dr Raymond A Moody Jr tentang mati suri. Raymond mengemukakan orang mati suri itu dibawa masuk ke lorong waktu, di sana ia melihat rekaman seluruh apa yang telah ia lakukan selama hidupnya. Dan diakhir pengakuan orang mati suri itu berkata: ''Dan aku ingin agar aku dapat kembali dan membatalkan semuanya.''Menanggapi kesaksian Aslina yang melihat orang-orang berteriak ingin dikembalikan ke dunia dan ingin beramal serta penelitian Raymond yang menyebutkan ''aku ingin agar aku dapat kembali dan membatalkan semuanya,'' Legisan mengutip ayat Al-Quran Surat Al-Mu'muninun (23) ayat 99-100:
Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata:''Ya, Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia).''(99) . Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. (100).
Sebagai penguat dalil agar manusia bertaubat, dikutipkan juga Quran Surat Az-Zumar ayat 39:
''Dan kembalilah kamu kepada Tuhan-Mu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).''
Usai pertemuan alumni itu, Aslina meminta nasehat dari Legisan. Intruktur ESQ itu menyarankan agar Aslina senatiasa berdakwah dan menyampaikan kesaksiaannya saat mati suri kepada masyarakat agar mereka bertaubat dan senantiasa mentaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Setelah acara, banyak di antara alumni yang bersimpati dan ingin membantu pengobatan sakit gondoknya. Para hadirinpun menyempat diri untuk berfoto bersama Aslina.Semoga pembaca dapat mengambil pelajaran dari kesaksiaan tersebut.Nb : Bagikan cerita ini kepada semua orang, agar mereka mendapat hikmahnya dari cerita ini. Ternyata hidup ini hanya sementara, dan hanya amal serta hati yang bersih yang menuntun kita menuju jalan kehadapan Illahi.
Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahannam,.....dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yakin,kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu). (QS. 102:1-8)....
Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata:''Ya, Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia).''(99) . Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. (100).
Sebagai penguat dalil agar manusia bertaubat, dikutipkan juga Quran Surat Az-Zumar ayat 39:
''Dan kembalilah kamu kepada Tuhan-Mu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).''
Usai pertemuan alumni itu, Aslina meminta nasehat dari Legisan. Intruktur ESQ itu menyarankan agar Aslina senatiasa berdakwah dan menyampaikan kesaksiaannya saat mati suri kepada masyarakat agar mereka bertaubat dan senantiasa mentaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Setelah acara, banyak di antara alumni yang bersimpati dan ingin membantu pengobatan sakit gondoknya. Para hadirinpun menyempat diri untuk berfoto bersama Aslina.Semoga pembaca dapat mengambil pelajaran dari kesaksiaan tersebut.Nb : Bagikan cerita ini kepada semua orang, agar mereka mendapat hikmahnya dari cerita ini. Ternyata hidup ini hanya sementara, dan hanya amal serta hati yang bersih yang menuntun kita menuju jalan kehadapan Illahi.
Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahannam,.....dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yakin,kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu). (QS. 102:1-8)....
Surat ini secara singkat dan tepat berbicara tentang fenomena kehidupan sekelompok manusia hingga akhirnya. Dalam ayat pertama Allah gambarkan situasi kehidupan mayoritas manusia yang menghabiskan seluruh kesempatan hidupnya untuk sebuah pesta lomba mengejar prestasi duniawi, mencari popularitas,berbanyak-banyak harta dan keturunan, memburu titel dan pangkat.
Yah Alangkah sesaknya dunia ini dengan manusia-manusia type ini. Manusia-manusia yang sejak bangun tidur hingga berangkat tidur kembali hanya disibukkan oleh dunia. Dia putar benaknya, dia kuras tenaga dan fikiran hanya untuk dunia. Bahkan ketika tidur, yang diimpikan juga dunia. Celakanya, ketika dia mengambil waktu sisanya untuk sholat menghadap Rabbnya, pencipta, pemilik dan pengaturnya, yang masih berputar dibenaknya juga dunia, dan ketika dia mengangkat tangannya berdo'a, yang dia mohon juga dunia.Dunia bagi mereka telah berubah menjadi tujuan bukan lagi sarana, sehingga mereka terus berlomba untuk mengejarnya. Dunia benar-benar telah singgah di hati mereka sehingga dengan bebas mengatur dan mengendalikan seluruh aktifitas kehidupannya.
Untuk manusia type-type inilah Allah katakan: "Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, (QS. 102:1)"Mereka lalai kalau dunia ini sangat pendek waktunya, sehingga tak pantas untuk dijadikan tujuan, dunia bukanlah negeri idaman, tapi ujian dan cobaan. Yang sangat memprihatinkan adalah betapa istiqomahnya mereka dalam kelalaiannya sampai ketika mata mereka terbelalak ketakutan melihat malaikat maut datang menjemput.Kematian, semua orang tahu tapi terlalu sedikit yang mau menyadari, banyak manusia yang berusaha lari dari kematian, membebaskan fikirannya dari bayang-bayang maut.
Namun sia-sialah usaha mereka. Ibarat bejana, semua orang akan meminumnya, ibarat binatang buas tak pernah bosan mengejar mangsanya, dia berjalan dan tak pernah memperlambat langkahnya, dia pasti datang tak pernah ingkat akan janjinya." Dan datanglah sakaratul maut yang sebenar-benarnya.Itulah yang kamu selalu lari dari padanya. (QS. 50:19)"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati... (QS. 3:185)
Sakaratul mautMengingatnya saja sudah menggetarkan hati sanubari. Bagaimana jika kelak kita benar-benar menghadapi dan itu pasti terjadi? Diriwayatkan dalam sebuah hadits shohih bahwasanya ketika datang ajal Rasulullah saw, beliau menyeka keringat dari mukanya sambil berkata:"Subhanallahu kematian benar-benar memiliki sekarat-sekarat".Lihatlah betapa Rasul yang mulia, yang menginginkan kematian untuk menemui kekasihnya masih merasakan sakaratul maut.
Bagaimana halnya mereka yang lari daripadanya dan memusuhi Rabb-Nya? Untuk memberikan gambaran lebih jelas tentang sakaratul maut Allah berfirman: Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan dan dikatakan kepadanya):"Siapakah yang dapat menyembuhkanmu"dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia), dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan), kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau. (QS. 75:26-30)Itulah pemandangan maut yang merupakan akhir semua kehidupan. Tak seorangpun sanggup mencegah.
Kematian memisahkan seseorang dengan kekasih, tak peduli dengan jeritan manusia di sekelilingnya, tak menghiraukan kesedihan orang yang ditinggalkan, juga tidak terhadap orang yang butuh kasih sayang. Ia tetap berjalan untuk menumbangkan semua keangkuhan dan kesombongan, terus berlalu tanpa berhenti dan menoleh. "Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan," (QS. 75:26). Itulah pemandangan sakaratul maut. Semua mata membelalak, seluruh manusia yang hadir menoleh ke kanan dan ke kiri mencari jalan penyembuhan." dan dikatakan kkepadanya): "Siapakah yang dapat menyembuhkanmu" (QS. 75:27)Sementara itu yang menghadapi kematian sedang kejang menggelinjang menahan pedihnya sakaratul maut:"Dan lututpun bertaut dengan lutut." Gagallah semua usaha, sia-sialah semua sarana dan nyatalah satu-satunya jalan yang harus ditempuh oleh setiap yang hidup:" kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau." (QS. 75:30) sampai di sini berakhirlah kehidupan manusia.
Banyak manusia menganggap kehidupan hanya sampai di situ. Dari lahir sampai ke liang kubur, sedang diantara keduanya manusia bebas bercanda, berhias dan bermegah-megahan, menumpuk harta memburu popularitas dan prestasi duniawi. Mereka tidak percaya tentang apa yang terjadi setelah kematian, orang-orang inilah yang digambarkan oleh Allah SWT: "Apakah kami setelah mati dan setelah menjadi tanah (kami akan kembali lagi), itu adalah suatu pengembalian yang tidak mungkin." (QS. 50:3)Problemnya jelas yaitu faham mereka yang menafikan adanya hidup setelah mati. Sebenarnya pandangan ini jelas lahir dari sebuah pemikiran yang dangkal bahkan sangat dangkal. Dengan logika yang tepat Allah menjawab pengingkaran mereka: Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban) Bukankah dia dahulu dari setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya, lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang laki-laki dan perempuan Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati? (QS. 75:36-40)Jawabannya adalah: Ya! Dia Maha suci, Dia Maha Kuasa untuk menghidupkan kembali.Ya! Dia Maha Mampu untuk menyusun kembali tulang belulang itu. Dan manusia, mau tak mau harus tunduk di bawah hakekat besar ini. Setelah manusia mati, semuanya akan mengalami alam kubur, Allah menggambarkan apa yang bakal terjadi di sana: "Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang dihancurkan oleh bumi dari (tubuh-tubuh mereka), dan pada sisi Kamipun ada kitab yang memelihara (mencatat)." (QS. 50:4)
Perlahan-lahan bumi akan meluluhkan tubuh kita anggota demi anggota, bulu-bulu halus yang menghiasi kulit tubuh kita itu yang pertama kali berguguran, kemudian mata kita yang biasa khianat memandang beda haram akan segera meleleh, di susul telinga kita yang terbiasa mendengar suara-suara haram segera menjadi sarang kutu-kutu busuk, mulut kita yang banyak mengobral kebohongan dan ghibah hari itu akan disumpal dengan tanah, demikianlah seterusnya nasib jasad kita.Dan yang perlu diingat adalah bahwa kejadian itu takkan lama lagi akan kita alami, bukankah setahun dua tahun itu tak lama? Dan siapa yang sanggup menjamin hidup kita sampai satu atau dua tahun? Dari gelapnya alam kubur manusia akan dibangkitkan dan digiring ke padang mahsyar: " Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman. Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat, penggiring dan seorang malaikat penyaksi." (QS. 50:20-21)
Perlahan-lahan bumi akan meluluhkan tubuh kita anggota demi anggota, bulu-bulu halus yang menghiasi kulit tubuh kita itu yang pertama kali berguguran, kemudian mata kita yang biasa khianat memandang beda haram akan segera meleleh, di susul telinga kita yang terbiasa mendengar suara-suara haram segera menjadi sarang kutu-kutu busuk, mulut kita yang banyak mengobral kebohongan dan ghibah hari itu akan disumpal dengan tanah, demikianlah seterusnya nasib jasad kita.Dan yang perlu diingat adalah bahwa kejadian itu takkan lama lagi akan kita alami, bukankah setahun dua tahun itu tak lama? Dan siapa yang sanggup menjamin hidup kita sampai satu atau dua tahun? Dari gelapnya alam kubur manusia akan dibangkitkan dan digiring ke padang mahsyar: " Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman. Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat, penggiring dan seorang malaikat penyaksi." (QS. 50:20-21)
Pada hari itulah semua manusia akan datang dikumpulkan sebagai tamu Allah, maka berbahagialah manusia-manusia yang didunianya selalu membersihkan diri mentaati perintah-perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya. Karena pada hari itu ia akan diterima dan dimuliakan Allah, dia akan berbahagia dengan melihat wajah Rabb-Nya." Wajah-wajah (orang-orang mu'min) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat." (QS.75:22-23)Orang-orang mukmin pada hari itu akan menjadi tamu yang paling bahagia. Sebaliknya celakalah orang-orang yang semasa hidupnya selalu mengotori dirinya, melanggar hukum-hukum Allah, menghalang-halangi tegaknya agama Allah. Karena mereka pada hari itu akan menjadi tamu yang diacuhkan oleh Allah tak dilihat, dan tak pula diajak bicara, mereka adalah tamu-tamu yang tersingkir. "Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih. "(QS. 3:77)
Di hari dimana mereka membutuhkan pertolongan, sedang tiada seorang penolongpun pada hari itu kecuali Allah, tapi mereka dicuekkan oleh Allah, alangkah malangnya. Di hari itulah amal manusia ditimbang, adapun kelompok pertama mereka akan mendapatkan kitab catatan amalnya dengan tangan kanannya, dengan penuh kebahagiaan mereka dipersilakan melenggang menuju surga. "Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata:"Ambillah, bacalah kitabku (ini).Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai, dalam surga yang tinggi, Buah-buahannya dekat, (kepada mereka dikatakan):"Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal ang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu". (QS. 69:19-24)
Dan bagi orang yang takut saat menghadap Tuhannya ada dua surga. (QS. 55:46)- Kedua surga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan. (QS. 55:48).- Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang mengalir. (QS. 55:50).- Di dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasang-pasangan. (QS. 55:52)- Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutra (QS.55:54)- Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan yang menundukkan pandangannya tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka tidak pula oleh jin (QS.55:56)- Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan (QS 55:58)
"Mereka berada diatas dipan yang bertahtahkan emas dan permata, seraya bertelekan diatasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari mata air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk." (QS. 56:15-19)"Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik.Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan.
Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa, akan tetapi mereka mendengar ucapan salam. Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu." (QS. 56:20-27)"Berada diantara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak, Yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya, dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk." (QS. 56:28-34)"Adapun golongan kedua, akan menerima kitabnya dengan tangan kirinya dan dengan penuh nista mereka diseret dan dilemparkan ke dasar neraka. Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya dari sebelah kirinya, maka dia berkata:"Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini), Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku, Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu, Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku.
Telah hilang kekuasaan dariku". (Allah berfirman):"Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya". Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah Yang Maha Besar. Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin. Maka tiada seorang temanpun baginya pada hari ini di sini. Dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa." (QS. 69:25-37)
Adapun yang bakal terjadi dengan penduduk neraka bisa kita lihat dalam ayat-ayat berikut ini:1. Bagi mereka-mereka yang mengingkari ayat-ayat Allah. Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. 4:56)2. Bagi orang-orang yang kikir dan tidak mau menginfaqkan sebagian hartanya. Pada hari dipanaskan emas perak itu di dalam neraka Jahannam, lalu dibakarnya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka:"Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri,maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan. (QS. 9:35)3. Bagi orang-orang yang suka bermewah-mewahan di dunia.
Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu. Dalam (siksaan) angin yang amat panas dan air yang panas yang mendidih, dan dalam naungan asap yang hitam. Tidak sejuk dan tidak menyenangkan. Kemudian sesungguhnya kamu hai orang yang sesat lagi mendustakan, benar-benar akan memakan pohon zaqqum, dan akan memenuhi perutmu dengannya. Sesudah itu kamu akan meminum air yang sangat panas Maka kamu minum seperti unta yang sangat haus minum. Itulah hidangan untuk mereka pada hari Pembalasan". (QS. 56: 41-56)Itulah nasib dua kelompok manusia, tak ada lagi kelompok ketiganya. Itulah negeri akhirat sebuah kehidupan yang sebenarnya. " Bahwasanya kehidupan akhirat itulah kehidupan yang benar". Di sanalah kita semua menuju, tapi kita semua belum tahu bagaimana nasib kita kelak. Surga ataukah neraka? Semua tergantung kepada sejauh mana kita beramal di sini, di dunia ini.Wallaahu a'laam bishshawwab.
KALA bocah, saya suka berdebat bab kiamat. Saya ngotot lolos dari maut, ngumpet tak bisa ditemukan siapa pun, termasuk Tuhan. Kendati teman sebaya mengatakan, jika langit runtuh dan bumi dijungkirbalikkan, kita tak bisa lolos dari maut, saya tak peduli....Pokoknya, aku tak mau mati! Titik! Engkel-engkelan itu pun tak habis. Maklum,bocah di bawah 10 tahun. Pemahaman soal kiamat baru jelas setelah akil balig. Bahwa kematian itu kiamat, barang siapa mati berarti kiamatnya telah tiba. Amal baik dan buruk ditimbang untuk dicemplungkan ke neraka atau surga.Toh, perilaku saya untuk berdusta atau bohong-kecil-kecilan, sih-tetap terpelihara. Perut masih menelan barang haram. Otak pun masih suka ngeres. Ibadah nomor sekian, cari kenikmatan nomor satu. "Kematian itu masih jauh," itu pikiran saya.Orang dewasa pun bila diingatkan kematiannya ada yang melengos atau melupakannya. Saat ke kubur, umpamanya, mereka mengira selamanya hanya akan menyaksikan penguburan orang lain, dan tak pernah terpikir bahwa suatu ketika mereka sendiri diusung dalam keranda. Sikap lalai itu mungkin akibat kurangnya perenungan pada maut.Tampaknya, tanda-tanda keuzuran berupa rambut putih, mata rabun, dan kulit keriput belum menyentuh. Juga iklan-iklan kematian di koran cuma sebagai obat "puas": "Ah, umur saya sudah dilebihkan ketimbang mereka."Sebenarnya, menguak misteri kematian bukan cermin selera rendah, melainkan merupakan prestasi keagamaan.
KALA bocah, saya suka berdebat bab kiamat. Saya ngotot lolos dari maut, ngumpet tak bisa ditemukan siapa pun, termasuk Tuhan. Kendati teman sebaya mengatakan, jika langit runtuh dan bumi dijungkirbalikkan, kita tak bisa lolos dari maut, saya tak peduli....Pokoknya, aku tak mau mati! Titik! Engkel-engkelan itu pun tak habis. Maklum,bocah di bawah 10 tahun. Pemahaman soal kiamat baru jelas setelah akil balig. Bahwa kematian itu kiamat, barang siapa mati berarti kiamatnya telah tiba. Amal baik dan buruk ditimbang untuk dicemplungkan ke neraka atau surga.Toh, perilaku saya untuk berdusta atau bohong-kecil-kecilan, sih-tetap terpelihara. Perut masih menelan barang haram. Otak pun masih suka ngeres. Ibadah nomor sekian, cari kenikmatan nomor satu. "Kematian itu masih jauh," itu pikiran saya.Orang dewasa pun bila diingatkan kematiannya ada yang melengos atau melupakannya. Saat ke kubur, umpamanya, mereka mengira selamanya hanya akan menyaksikan penguburan orang lain, dan tak pernah terpikir bahwa suatu ketika mereka sendiri diusung dalam keranda. Sikap lalai itu mungkin akibat kurangnya perenungan pada maut.Tampaknya, tanda-tanda keuzuran berupa rambut putih, mata rabun, dan kulit keriput belum menyentuh. Juga iklan-iklan kematian di koran cuma sebagai obat "puas": "Ah, umur saya sudah dilebihkan ketimbang mereka."Sebenarnya, menguak misteri kematian bukan cermin selera rendah, melainkan merupakan prestasi keagamaan.
Sejak 2.000 tahun sebelum Masehi, melewati masa Dante, Donne hingga Milton, perenungan yang terus-menerus atas kefanaan manusia dan kemungkinan bertahan hidup telah menghadirkan tema kesusastraan yang tak kunjung habis, dan indah.Mengingat kematian itulah yang, Kamis malam pekan lalu, jadi tema pengajian di Bintaro, Tangerang, Banten. Waktu itu, tuan rumah yang kiai mengisahkan sebuah pemakaman yang diikutinya di Tanah Kusir, Jakarta Selatan, April silam. Deretan mobil pelayat menandakan bahwa almarhum bukan rakyat kecil.Saat jenazah diturunkan ke liang lahat, kakinya nyantol tak bisa masuk. Mata orang pun terpana. Terpaksa, tanah kubur digali lebih panjang. "Kocrok! Kocrok!" Mayat kembali diturunkan. Lho, kok, masih nyantol. Digali lagi. Hasilnya sama saja. Para pelayat mulai bisik-bisik tentang almarhum. Penggali kubur judek. "Pak, ukuran jenazah 165 centimeter. Kubur yang kami gali panjangnya 260 sentimeter, kok tidak masuk. Liang lahat tak mungkin digali lagi, karena sudah mentok dengan nisan sebelah," ujar penggali kubur. Masya Allah!Pihak keluarga lantas meminta kiai itu mendoakan almarhum. Dia pura-pura mbudek, karena hati kecilnya menolak. Ia ingat firman Allah bahwa bumi-Nya tak akan menerima jenazah orang-orang yang tak diridhai.
"Bapak diminta untuk ke depan," kata seseorang mencolek sang kiai. Apa boleh buat, dia pun berdoa. Di tangannya tergenggam segelas air putih.Benar saja. Begitu air usai didoai, lalu disiramkan, dan jenazah diturunkan, kaki almarhum tetap mengganjal pada ujung tanah kubur. Tidak bisa masuk! Tak ada jalan lain kecuali dipatahkan. "Mohon jangan dilakukan dulu, saya mau menjauh," ujar kiai itu. Ternyata, walau sudah menjauh, kala kaki itu dipatahkan, suaranya cukup menyentakkan. Prak! Semua orang terdiam, larut dalam pikiran masing-masing.Begitu prosesi dilanjutkan-antara lain diazani dan diqamati- deretan mobil pengiring sudah lenyap. Pelayat telah sepi. "Yang tersisa hanya lima mobil dan pihak keluarga," kata kiai itu. Perjalanan hidup manusia hingga ke liang kubur tersebut tak urung membuatnya berkaca-kaca. "Sesungguhnya kuburan adalah tahap pertama akhirat. Jika penghuninya selamat darinya, maka yang datang sesudahnya akan lebih mudah, tapi jika dia tidak selamat darinya, maka yang datang sesudahnya akan lebih sukar," begitu Rasulullah SAW pernah bersabda.Artinya, memahami kematian bisa jadi cermin hidup dan mempertebal iman. Pernah, setahun lalu, seseorang yang menghadiri pemakaman keluarga di Wonogiri, Jawa Tengah, juga mengisahkan ketrenyuhan serupa. Makam itu berada di atas bukit. Saat liang kubur baru digali semeter lebih sedikit, air mengucur deras dari sebuah sumber. Ini mengherankan, tak masuk akal!Penggali kubur geleng-geleng kepala. Air dikuras, tapi tak juga habis. Lalu diuruk pasir. Hasilnya nihil. Apa boleh buat, terpaksa jenazah dimasukkan ke liang lahat dalam kondisi berair. Mayatnya mengapung kayak gedebok pisang. Para pelayat menundukkan kepala, kasihan. Adakah ini bagian dari ketidakridhaan-Mu, ya, Allah? Engkau tidak mengendaki bumi-Mu dimasuki orang-orang yang zalim, yang suka menyakiti orang, yang suka menilap bukan haknya? Wallahualam. Yang pasti, fenomena kubur tak sudi menerima jenazah seringkali hanya menyadarkan kita sesaat. "Ingatlah kematian. Demi Zat yang nyawaku berada dalam kekuasaan-Nya, kalau kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu akan tertawa sedikit dan banyak menangis," sabda Nabi SAW.Memang, kita tak menutup mata bahwa kematian-bagi sebagian orang-adalah kebahagiaan, dan hidup adalah upaya memperoleh tambahan nilai kebaikan. Namun, acap pula kematian itu membisukan jawaban.
"Bapak diminta untuk ke depan," kata seseorang mencolek sang kiai. Apa boleh buat, dia pun berdoa. Di tangannya tergenggam segelas air putih.Benar saja. Begitu air usai didoai, lalu disiramkan, dan jenazah diturunkan, kaki almarhum tetap mengganjal pada ujung tanah kubur. Tidak bisa masuk! Tak ada jalan lain kecuali dipatahkan. "Mohon jangan dilakukan dulu, saya mau menjauh," ujar kiai itu. Ternyata, walau sudah menjauh, kala kaki itu dipatahkan, suaranya cukup menyentakkan. Prak! Semua orang terdiam, larut dalam pikiran masing-masing.Begitu prosesi dilanjutkan-antara lain diazani dan diqamati- deretan mobil pengiring sudah lenyap. Pelayat telah sepi. "Yang tersisa hanya lima mobil dan pihak keluarga," kata kiai itu. Perjalanan hidup manusia hingga ke liang kubur tersebut tak urung membuatnya berkaca-kaca. "Sesungguhnya kuburan adalah tahap pertama akhirat. Jika penghuninya selamat darinya, maka yang datang sesudahnya akan lebih mudah, tapi jika dia tidak selamat darinya, maka yang datang sesudahnya akan lebih sukar," begitu Rasulullah SAW pernah bersabda.Artinya, memahami kematian bisa jadi cermin hidup dan mempertebal iman. Pernah, setahun lalu, seseorang yang menghadiri pemakaman keluarga di Wonogiri, Jawa Tengah, juga mengisahkan ketrenyuhan serupa. Makam itu berada di atas bukit. Saat liang kubur baru digali semeter lebih sedikit, air mengucur deras dari sebuah sumber. Ini mengherankan, tak masuk akal!Penggali kubur geleng-geleng kepala. Air dikuras, tapi tak juga habis. Lalu diuruk pasir. Hasilnya nihil. Apa boleh buat, terpaksa jenazah dimasukkan ke liang lahat dalam kondisi berair. Mayatnya mengapung kayak gedebok pisang. Para pelayat menundukkan kepala, kasihan. Adakah ini bagian dari ketidakridhaan-Mu, ya, Allah? Engkau tidak mengendaki bumi-Mu dimasuki orang-orang yang zalim, yang suka menyakiti orang, yang suka menilap bukan haknya? Wallahualam. Yang pasti, fenomena kubur tak sudi menerima jenazah seringkali hanya menyadarkan kita sesaat. "Ingatlah kematian. Demi Zat yang nyawaku berada dalam kekuasaan-Nya, kalau kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu akan tertawa sedikit dan banyak menangis," sabda Nabi SAW.Memang, kita tak menutup mata bahwa kematian-bagi sebagian orang-adalah kebahagiaan, dan hidup adalah upaya memperoleh tambahan nilai kebaikan. Namun, acap pula kematian itu membisukan jawaban.
by. widandesu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar